Remind to myself pt.2

-


Allah nguji hamba-Nya bukan tanpa sebab. Jika di uji, itu artinya Allah masih peduli dengan apa yang kita lakukan di dunia ini. Dengan hadirnya ujian, kita merangkak naik menambah poin keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah. Dengan adanya ujian, kita belajar sabar dengan masalah-masalah itu. Sebab, masalah adalah jalan menuju kedewasaan. Semakin di uji, semakin kita belajar dari ujian-ujian itu.



jadi, sebagai manusia kita harus bersyukur, dengan hadirnya ujian itu berarti Allah masih memperhatikan kita sebagai bagian dari umat-Nya. bagaimana jika kondisinya Allah udah engga peduli dengan kehidupan kita di dunia ini? bagaimana jika Allah tidak pernah mau menyentuh hati kita buat bercengkrama di sepeertiga malam atau bahkan di saat takbiratul ikhram Allah tidak mau menyapa?

seberat apapun ujian yang di hadapi, jika melibatkan Allah semua akan lebih mudah. temanku berucap.

aku bukan manusia yang begitu taat dalam menyembah. bahkan aku terkadang lalai dalam menjalankan ibadah, tapi Allah datang dan kembali datang mengentuk pintu hatiku. aku malu, saat ujian itu datang, aku malah memaki keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. sifat manusiawiku keluar, terkadang aku berfikir, ujian itu tidak pernah adil untukku. sampai pada akhirnya aku sadar, dengan hadirnya ujian itu, aku masih di anggap sebagai umat-Nya Allah. and how lucky I am. 

terus memperbaiki diri, merawat diri dari sifat tidak sabaran, memahami semua perilaku manusia, belajar untuk tidak membenci sesama, mengalah atau bahkan belajar memaafkan. situasi ini sedang aku perbaiki. aku memang  manusia biasa, maaf, proses ini sedikit terlambat untuk aku lakukan. dan saat ini, aku sedang memperbaiki hal-hal yang buruk pada diriku. aku sedang berusaha. 

mencintai Allah, berarti menerima takdir yang Allah beri. kata Ahimsa Azaleav dalam bukunya. dan menurutku, mencintai Allah berarti menerima segala ujian yang Allah berikan. indah, nukmati semua proses ujian ini. karena waktu akan meng-indahkan semuanya, di saat yang tepat. dengan restu Allah tentunya.



perempuan yang mencoba membahagiakan dirinya
tanpa harus menyakiti orang lain
tanpa harus melukai dirinya sendiri
Oktober, 2019
masih musim kemarau panjang


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

-
  Seperti lirik lagu bernadya Dering yang paling ku nantikan Akhirnya datang sebentar Ku maklumi selalu Kemengerti kamu Punya sibuk lain Tak harus aku Tak selalu aku Lama lama lelah juga aku Seperti hanya aku yang butuhkan kamu   Sudah terpampang jelas pula judul buku milik  artie ahmad ‘cinta yang bodoh harus di akhiri’. Tapi kebodohanku terhadap cinta memang nyata adanya. Aku masih menunggu kabar dari laki-laki yang aku cintai, setelah ia menghilang begitu saja selama satu bulan terakhir. Banyak skenario yang terlintas dalam kepalaku dan salah satu skenario yang paling meyakinkan yakni laki-laki yang aku cintai membagi perasaanya kepada perempuan lain.   Rasanya sudah lelah untuk menuntut sebuah pejelasan, karena dipastikan ia akan hilang begitu saja. Tapi bodohnya aku yang selalu memaklumi dan membiarkan semuanya berlarut larut. Hal ini aku pertahankan atas rasa cinta yang aku miliki.   Laki-laki yang aku cintai itu datang padaku saat ia penuh dengan luka. Ma...
Read more »

Bertemu, lalu berdamai

-
Aku menemukanmu, Laki-laki yang dulu aku cintai sepenuh hati, laki-laki yang selalu membuat garis senyumku ini merekah. laki-laki yang menjadikanku opsi bukan pilihan akhirnya.  Laki-laki itu menghampiriku, ternyata rasa sesak yang dulu sering aku rasakan kini sudah hilang. aku mempersilahkannya. Sudah tidak ada debaran debaran yang membahagiakan jika aku dekat dengannya. ternyata semua sembuh seiring berjalannya waktu. ''kabarmu baik?'' laki-laki itu masih sama seperti dahulu, hanya saja wajahnya mulai terlihat lebih berisi daripada dulu saat masih bersamaku ''selalu baik'' ''kamu sudah 27 tahun, sesuai prediksiku di awal. sebentar lagi kamu pasti akan menikah'' aku terdiam, kembali mencari memori yang masih tersisa dalam ingatannku saat aku masih bersamanya ''masih menjadi kamu yang keras kepala dan cuek?'' aku mengangguk ''tabiat sulit untuk di rubah, katamu dulu'' laki-laki itu tersenyum ''apa k...
Read more »