Remind to Myself pt.1

-




Apa dengan menyimpan dendam dan membalaskan dendam yang kita miliki, semuanya akan berakhir bahagia?

aku bertanya dalam hati.

apa setelah aku membalaskan dendam pada orang yang telah menyakiti hatiku hidupku akan bahagia nantinya? tapi, bukankah dendam bersemayam dalam hati? bukankah keburukan yang disimpan dalam hati hanya akan membuat penyakit hati? lalu, dimana letak kebahagiaannya?

ahh, tentu ada. kamu berhasil memuaskan egomu. egomu berkata bahwa dengan membalaskan dendammu, orang itu akan merasakan sakit yang kamu rasakan atau bahkan jauh lebih sakit dari apa yang pernah kamu rasakan. 

kamu berhak tau, ego tidak akan semudah itu menyuruh kamu untuk berhenti mendendam. ia akan terus membuatmu memikirkan berbagai cara agar rasa bencimu terus terbalaskan. tidak akan pernah ada akhir. lalu, timbul lah rasa iri, dengki bahkan perasaan benci yang semakin mendalam.

dan akhirnya kamu akan terluka dengan sendirinya. terus menerus menumpuk dendam sama dengan kamu membuat dirimu semakin terluka, karena memikirkan orang yang kamu benci. sedangkan orang yang kamu benci mungkin saja sedang tertawa terbahak-bahak atau bahkan hidup bahagia tanpa memikirkan kamu.

itu kenapa Allah nyuruh kita buat ikhlas. 

supaya hati kita ga sempit, supaya kita bisa lapang dada menerima segala hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. mungkin, orang yang menyakiti kita engga sadar bahwa dia pernah nyakitin kita. kalaupun dia merasa setidaknya kata maaf pernah terucap. kita terlalu sering di jajah dengan pemikiran kita sendiri hanya karena kita ga mau terluka.

engga akan pernah ada dendam yang bikin kita bahagia.

jangan mempersulit diri dengan meninggikan ego lalu akhirnya terluka.

aku pernah di posisi seperti itu, dan rasanya sangat tidak nyaman. ruang hidup sepertinya sempit untukku jelajahi karena rasa benci dan iri pada seseorang. aku menjamin, hidupmu tidak akan baik-baik saja.

ikhlas, turunkan egomu. bukan berarti kamu merendah. hanya saja, dengan menurunkan egomu kamu adalah bagian dari pahlawan yang menyelamatkan diri kamu sendiri dari jajahan pemikiran yang terkadang menyesatkan. 

well, everything will be fine. Fit
One step closer. satu langkah menuju perbaikan diri. IKHLAS.


Garut, Oktober 2019
pict by google 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

-
  Seperti lirik lagu bernadya Dering yang paling ku nantikan Akhirnya datang sebentar Ku maklumi selalu Kemengerti kamu Punya sibuk lain Tak harus aku Tak selalu aku Lama lama lelah juga aku Seperti hanya aku yang butuhkan kamu   Sudah terpampang jelas pula judul buku milik  artie ahmad ‘cinta yang bodoh harus di akhiri’. Tapi kebodohanku terhadap cinta memang nyata adanya. Aku masih menunggu kabar dari laki-laki yang aku cintai, setelah ia menghilang begitu saja selama satu bulan terakhir. Banyak skenario yang terlintas dalam kepalaku dan salah satu skenario yang paling meyakinkan yakni laki-laki yang aku cintai membagi perasaanya kepada perempuan lain.   Rasanya sudah lelah untuk menuntut sebuah pejelasan, karena dipastikan ia akan hilang begitu saja. Tapi bodohnya aku yang selalu memaklumi dan membiarkan semuanya berlarut larut. Hal ini aku pertahankan atas rasa cinta yang aku miliki.   Laki-laki yang aku cintai itu datang padaku saat ia penuh dengan luka. Ma...
Read more »

Bertemu, lalu berdamai

-
Aku menemukanmu, Laki-laki yang dulu aku cintai sepenuh hati, laki-laki yang selalu membuat garis senyumku ini merekah. laki-laki yang menjadikanku opsi bukan pilihan akhirnya.  Laki-laki itu menghampiriku, ternyata rasa sesak yang dulu sering aku rasakan kini sudah hilang. aku mempersilahkannya. Sudah tidak ada debaran debaran yang membahagiakan jika aku dekat dengannya. ternyata semua sembuh seiring berjalannya waktu. ''kabarmu baik?'' laki-laki itu masih sama seperti dahulu, hanya saja wajahnya mulai terlihat lebih berisi daripada dulu saat masih bersamaku ''selalu baik'' ''kamu sudah 27 tahun, sesuai prediksiku di awal. sebentar lagi kamu pasti akan menikah'' aku terdiam, kembali mencari memori yang masih tersisa dalam ingatannku saat aku masih bersamanya ''masih menjadi kamu yang keras kepala dan cuek?'' aku mengangguk ''tabiat sulit untuk di rubah, katamu dulu'' laki-laki itu tersenyum ''apa k...
Read more »