Obrolan Senja [6]



Adakalanya waktu yang salah menjadi sebuah alasan klasik mengapa antara aku dan kamu tak bisa bersama.


Aku meyukaimu, dengan waktu yang tak pernah berpihak.
Aku menyukai pengakuanmu yang aku sia-siakan.
Tapi itu dulu.
Kamu pernah menjadi langitku, menjadi sumber dari garis senyumku bahkan menjadi pusat semestaku. Menjadi kawan debatku, adalah hal yang paling kusukai. Membicarakan tentang buku-buku dan sejarah, bahkan membicarakan tentang musisi favorit kita, Fiersa Besari. Itu adalah waktu yang tanpa sadar telah kita sia-siakan. Karena akhirnya menjadi aku dan kamu adalah jalan yang telah kita sepakati.

Karena jika jalan Semesta bukanlah Kita, Apalagi 'alasan' untuk kita bisa bersama?
Berdusta pada perasaan masing masing? Atau memaksakan perasaan kita? Tapi sampai kapan? Toh pada akhirnya aku dan kamulah yang akan mendapatkan dampak dari keterpaksaan itu 'terluka'

Dan akhirnya setelah aku mematahkan hatimu, kamu pun mematahkan hatiku.

Aku menyukaimu di saat kamu tidak menyukaiku. Kamu menyukaiku disaat aku tak menyukaimu. Tentu saja, waktu yang salah tak memberi kita ruang. Semesta hanya menginginkan kita bukan sebagai kita tapi aku dan kamu.

Waktu adalah pengacau yang hebat dalam mengobrak abrik perasaan. Dan kita, berada di waktu yang salah.




pict by google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

Cukup Katakan Saja ...