Tumbuh dari Luka [Writing for Healing] chapter 2
Setiap kejadian menyakitkan dalam hidup, adalah pelajaran berharga yang tidak bisa dibeli oleh apapun. karena hanya diri sendiri yang tahu dimana celah "pembelajaran" itu.
Ada manusia yang setelah ia terluka, ia tumbuh dari luka itu dan belajar untuk hati-hati dalam melakukan sesuatu.
Adapula manusia yang setelah ia terluka, ia hanya meratapi luka itu. tanpa ada keinginan sembuh dari luka-luka itu.
Aku pernah tumbuh dari luka itu. Ketika aku mencintai seseorang, ia menghentikan kisah lalu pergi bersama perempuan lain. Siapa yang tidak terluka?
Aku mulai marah dan benci pada dunia.
Apa tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak mencintaiku dengan tulus? ujarku dalam hati
Karena aku tidak terima dengan perpisahan, maka hatiku terus memikirkan balas dendam terbaik agar laki-laki yang dulu aku cintai sama menderitanya denganku. Tapi, aku tidak menemukan cara itu. yang ada setiap hari luka dalam hatiku kian membesar, bahkan mulai bernanah.
Selang waktu berjalan, aku semakin hancur sementara laki-laki itu bahagia dengan dunia barunya. Mendendam memang bukan obat untuk sembuh dari patah hati.
Lalu, suatu hari, aku merenung. Menyerah, hatiku sesak. gengsi yang begitu ku pegang teguh untuk memaafkan laki-laki itu runtuh. Aku mulai membuka lukaku, membiarkannya kering. Aku mulai mencoba ikhlas dengan perpisahan ini.
Aku mulai sadar, betapa jahatnya aku pada diriku. Patah hati membuat diriku hancur, wajahku tidak aku rawat, tubuhku semakin kurus, mata pandaku kian membesar. Oranglain bahkan tidak peduli dengan keadaanku.
Setelah memaafkan dan mengikhlaskan laki-laki itu. aku mulai berbenah. Aku mulai belajar dari luka-luka yang terjadi padaku. Agar suatu saat nanti jika ada seseorang yang aku cintai, aku tahu batas mencintai seseorang.
Bagaimana bisa kamu dicintai kalau kamu sendiri tidak mencintai diri sendiri?
Kamu punya Allah yang mencintaimu, Ada keluarga bahkan teman-teman yang mendukungmu. alasan apalagi yang membuat kamu merasa tidak dicintai? Hanya karena kamu terluka oleh seseorang.
Aku terenyuh, bagaimanapun luka yang timbul adalah sebuah ujian, apapun sebabnya. Ujian yang mendewasakan. Sebab, hidup itu untuk tumbuh, tumbuh menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
Dengan adanya Luka itu, aku belajar Memaafkan dan Mengikhlaskan seseorang yang pernah memberi luka. Sebab, kebahagian datang jika hati sudah baik-baik saja.
-kafiya
pic by unplash
Komentar
Posting Komentar