Siapa bilang IMMawati tidak Bisa Menjadi hebat?




Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah salahsatu Organisasi aktif di kampus yang eksis karena memang Kampus ini dibawah naungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).  Bagiku, asing ditelinga mendengar kata IMM, bahkan tidak terfikirkan sampai harus berikatan dengan IMM itu sendiri. Sampai pada akhirnya keadaan memaksaku untuk mengikuti organisasi ini.
Siapa IMM? Apa IMM? Akhirnya aku mengetahui jawaban itu setelah mengikuti DAD pada tahun 2014. Dengan jumlah anggota yang mengikuti DAD kala itu hanya berisi 10 perempuan dan 4 laki-laki. Setelah mengikuti DAD selanjutnya kader baru mengadakan Follow up yang dimana terbentuklah kekompakan kami sebagai kader baru dan setelah itu banyak Mahasiswa lain yang tertarik mengikuti IMM.

Bukan organisasi namanya apabila tidak terjadi konflik. Kader mulai berguguran bahkan hanya menyisakan satu kader Immawan.  Kejadian yang menjadi titik balik bahkan menguji mentalku yakni pada saat aku menggantikan Denisa yang sebagai ketua pelaksana DAD tahun 2015 yang memilih mundur karena konflik yang tidak bisa diselesaikan. Dan posisiku sebagai sekertaris ditarik untuk menggantikan posisi Denisa, mau tidak mau. Namun, karena kejadian itu, akhirnya aku menemukan jati diriku di IMM.

Takdir menggiringku kembali menjadi ketua pelaksana pada acara tahunan IMM. Bukan sebagai pengganti lagi, melainkan sebagai ketua pelaksana yang ditunjuk langsung. Tetap dengan bimbingan dan dukungan ketua PK saat itu Asep Roni Nugraha. Acara yang tahunan itu bernama Gempar. Dengan panitia pelaksana berjumlah satu Immawan dan Sembilan Immawati membuatku sangat tertantang. Apalagi Immawati yang memiliki  kepribadian yang berbeda-beda dan mood yang tidak bisa ditebak, menjadikan sebuah tantangan tersendiri bagiku untuk menyelesaikan acara ini dengan baik sebagai ketua pelaksana acara Gempar.

Hal yang membuatku bangga menjadi Immawati adalah sebagian besar panitia di acara ini dominasi Immawati. Dengan bantuan dan support dari Immawati aku bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Menghadirkan 1000 peserta tidak mudah, tapi team work make the dream work. Kerjasama tidak akan mengkhianati hasil. Dan berkat acara Gempar ini, IMM dikenal masyarakat.

Kebangaanku terhadap immawati adalah ketika semua bidang yang di pegang oleh Immawati dapat sukses dijalankan dengan baik. Beberapa contoh Immawati yang sukses menjalankan perannya di bidang Immawati adalah Hafidah, ia sukses mengadakan kegiatan Immawati camp. Berkat kegiatan tersebut, Immawati Hafidah mampu merangkul bahkan mengarahkan potensi Immawati. Selain itu, tim padus Immawati memiliki jam terbang yang banyak dan dapat memberi penghasilan untuk ikatan.

Adapula bidang sosial yang di ketuai oleh Nurwidya, pada saat banjir bandung di Garut ia bahkan menjadi relawan selama tiga bulan. Menjadi salahsatu relawan bagi anak-anak yang mengalami trauma pasca banjir bandang Garut.

Pada saat Ai Nurjanah menjabat sebagai Kabid Ekonomi ia sukses pula dalam memberdayakan Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) di kampus. Berkat Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) yang berjalan dengan baik, maka finansial ikatan sangat terbantu.

Setelah berbagai hal telah aku alami di IMM merangkak naik dari Pimpinan Komisariat ke Pimpinan Cabang, adapula titik kejenuhan yang aku rasakan. Namun ketua Pimpinan Cabang saat itu Asep Roni Nugraha memaksaku ikut ke Bandung untuk mengikuti acara Darul Arqam Madya (DAM). Setelah mengikuti DAM, pemikiranku tentang IMM dan pengkaderan mulai kembali terbuka, aku kembali merasa bahwa IMM begitu besar dan aku harus bisa mengembangkan IMM dengan baik. Disana aku mendapatkan pelajaran tentang sistem pengkaderan, akhirnya aku mencoba membuka pintu baru agar sistem pengkaderan di Garut sistematis. Aku yang menjabat bidang kader ditemani oleh Miftahurohman pada saat itu berhasil mengadakan Latihan Instruktur Dasar (LID) sebagai awal pembekalan bagi kader-kader IMM. Dengan suksesnya kegiatan Latihan Instruktur Dasar (LID) akhirnya bidang kader berhasil kembali menghidupkan korps instruktur di Garut.

Pada akhirnya IMM menjadi hal yang tidak bisa aku lepaskan begitu saja hingga saat ini. warna merah seperti telah mendominasi hidupku. Berkat IMM aku mampu berani keluar dari zona nyaman. IMM merubah hidupku bahkan pola difirku. From nothing to something.
Dari IMM aku belajar menjadi pemimpin, dari IMM aku belajar berbagi pada sesama, dari IMM aku mendapatkan banyak pelajaran, dari IMM aku memiliki banyak saudara baru. Dan di IMM, seorang Immawati diberikan kesempatan untuk bisa berkembang menjadi perempuan hebat. Bukan hanya bagiku saja, tapi bagi Immawati yang lain bahkan kader-kader baru yang akan membuat nama IMM harum. Immawati harus bisa hebat, karena mereka hidup di IMM.

Immawati ………… Jaya!!!!!


Based true story of  Sekum PC IMM Garut Delisna Nurhayati S.Pd
pict by unplash

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

Cukup Katakan Saja ...