Mengapa Harus Berpoligami?






Poligami, adalah salahsatu ibadah yang menjanjikan surga bagi para perempuan yang siap menerimanya. Lalu apa itu poligami? Menurut Wikipedia poligami adalah system perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan. Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu istri.

Lalu, mengapa laki-laki berpoligami?

Salah satu alasan terkuat mengapa laki-laki berpoligami adalah untuk mennjauhkan diri dari zina. Daripada jajan , mereka memilih menikah lagi. Selain terhindar dari dosa, mereka kaum laki-laki berfikiran dengan menikah lagi ia akan mendapatkan pahala. Dengan bermodalkan surah An-Nissa ayat 129 mereka mengakusisi bahwa Allah memang memperbolehkan poligami itu terjadi.

Dalam ayat itu bahkan memperbolehkan laki-laki memiliki empat orang istri. Pertanyaanya, mengapa Allah se-tega itu membuat hati perempuan terluka? Apa ada perempuan di bumi ini yang bisa menerima orang yang dicintainya melabuhkan hati pada oranglain?

Perempuan itu hanya manusia biasa. Makhluk Allah yang diberi rasa. Mengapa hanya untuk menguji tingkat kesabaran ‘perempuan’ seorang perempuan harus mengorbankan perasaanya?

Ternyata banyak orang yang terkecoh dengan ayat itu. Banyak ayat yang di potong dan di jadikan senjata bagi seorang laki-laki agar ia bisa melakukan poligami. Padahal sudah jelas pada ayat itu dijelaskan ‘Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim’ (Q.S An-Nisa:3)

Sudah jelas dikatakan, jika tidak bisa berlaku adil, maka buanglah jauh jauh niat untuk berpoligami. Permasalahannya, adakah laki-laki di dunia ini yang bisa bersikap adil?
Lalu Allah berfirman lagi ‘Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu) walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) sehingga kamu biarkan yang lain terkantung-kantung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang’

Jelas, bahwa manusia tidak akan pernah bisa berlaku adil. Bukankah itu artinya sebuah larangan yang tersirat dari Allah. Apakah mungkin berpoligami adalah salahsatu cara Allah menguji tingkat kesetiaan laki-laki terhadap perempuan dengan menurunkan ayat ini?

Kenapa Allah harus meng-ada-kan poligami? Jika pada akhirnya banyak perempuan yang tersakiti? Jikapun poligami memang ada sebelum Islam lahir, dan Islam mencoba untuk mengerem poligami itu dengan menurunkan ayat itu, mengapa poligami itu masih dijadikan pilihan? Mengapa tidak di haram kan saja misalkan. Islam memang tidak mewajibkan poligami, tapi Islam memberikan pilihan dengan catatan harus bersikap ‘adil’. Lalu, dalam ayat berapa bahwa seorang perempuan yang rela di poligami akan mendapatkan Syurga?

Secara tidak langsung, berpoligami mengakibatkan kekerasan psikologis pada perempuan. Budaya patriakal itu menyudutkan perempuan. Dengan doktrin ‘jika perempuan mengizinkan suaminya untuk berpoligami, maka jaminannya Syurga’ akibat doktrin itu perempuan berjuang dalam hatinya, meskipun sakit, ini dari Allah dengan Syurga jaminannya. Tapi dalam Islam itu bahagia di dunia, bahagia di akhirat. ‘Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar’ (2: 201). Jadi, janji Syurga untuk yang berpoligami itu tidak ada dalam Al-Qur’an. Karena apapun yang benar pasti enak di  hati. Kalau Allah Maha adil, tidak mungkin Ia menurunkan ayat-ayat yang mendukung ketidakadilan. Yang salah dari permasalahan ini bukan Al-Qurannya, tapi cara membacanya. -Nina Nurmila (VICE Indonesia)

Setiap manusia mempunyai sudut pandangnya masing-masing tentang poligami. Tentu saja akan ada pro dan kontra. Tapi bukanlah masih banyak jalan lain menuju Syurga? Bukan dengan membagi perasaan, menyakiti pasangan atau dengan merebut kebahagiaan keluarga lain.
Perempuan tetaplah perempuan, hatinya memang diciptakan sangat kuat untuk menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi di muka bumi ini. Perempuan bisa menahan rasa sakitnya ketika ia mengalami fase haid, bahkan ia rela berjuang mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan.
Lalu, apakah perlu laki-laki menyakiti hatinya dengan cara membagi kasih sayang pada perempuan lain?



F

Komentar

  1. Kalau kita melihat sejarah tradisi perkawinan di Arab (dan terjadi pula dimana2), sebelum turunnya Al-Qur'an, laki2 bisa memiliki jumlah istri yang sangat tidak terbatas ditambah budak perempuan yang sama tidak terbatasnya dan dapat digauli dengan sesuka hati. Ketika turun al-qur'an maka dibatasi menjadi empat. Sangat menarik sekali perubahan yg dibawa oleh Islam. Dimana titik berangkatnya adalah satu laki2 bisa menikahi perempuan dalam jumlah yg tak terbatas menjadi satu laki2 banding maksimal empat dengan syarat adil dan diingatkan bahwa adil disini sangat sulit bahkan dikatakan tidak akan bisa berbuat adil. Jadi, InsyaAllah sudah sangat jelas sekali bahwa pembolehan poligami hanyalah target antara menuju monogami sebagai target utama atau final atau akhir. Bahkan Islam sudah mendorong monogami sejak abd 7 M.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya nabi juga kan poligami sama perempuan yang emang butuh perlindungan. beda hal sama poligami yang dilakuin orang-orang jaman sekarang. nyari perempuan yang lebih muda sama lebih cantik dari istri pertamanya. ngeri

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

Cukup Katakan Saja ...