Lagu bernama April



Saat kau terlalu rapuh
Pundak siapa yang tersandar?
Tangan siapa yang tak melepas?
Ku yakin aku
Bahkan saat kau memilih
Untuk meninggalkan aku
Tak pernah lelah menanti
Karena ku yakin kau akan kembali



Kamu bilang ini lagu kesukaanmu. Maaf hari ini aku rindu. Maaf hari ini aku mengingat senyum kamu. Maaf hari ini lagu kesukaanmu ku putar. Maaf atas terhentinya kisah yang tidak bisa kita lanjutkan. Maaf, karena dalam doaku aku tak pernah menyebut namamu. Yang ku sebut hanyalah seseorang yang bisa membuat memori indah selamanya denganku.

Dan maaf, sepertinya kamu bukan orang yang Tuhan kirim untukku.

Dan kali ini, aku ingin sekali mematahkan kepasrahanku terhadap skenario Tuhan. Ingin sekali ku katakan, aku tidak rela kamu pergi. Tetap disini, jangan pernah pergi. Bisakah kamu saja yang menjadi bagian dari kehidupanku? Tahukah kamu, menemukan kamu dalam kehidupanku adalah suatu hal yang sangat ku syukuri. meskipun pada akhirnya kamu cuma singgah sementara.

Tapi, lagu itu sepertinya pantas untukku saat ini. Saat ini aku merasa rapuh setelah kamu menghilang dari jagad rayaku. Kamu meninggalkanku tanpa luka, tapi mengapa aku begitu terluka? Aku tidak yakin kamu akan kembali lagi membuat cerita baru denganku.

Aku cuma mengenang, bukan berarti aku menginginkan jalan cerita baru dengan kamu. Tuhan telah memberi peringatan kalau kamu bukan jawaban atas doaku. Mari kita hidup bahagia dengan jalan cerita yang telah Tuhan buat. 

April, bukan tentang sebuah judul tapi Kamu.











pict by pinterest
song, Fiersa Besari




Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

Bertemu, lalu berdamai