bolehkah?
"hai" aku menyapa kamu kala itu. berharap hatiku sudah baik-baik saja atau luka yang telah kamu buat sudah sembuh.
kamu menjawab
"hai"
dan selanjutnya pertanyaan bertubi-tubi kamu tanyakan padaku. tanpa aku duga. pertanyaan yang tiba tiba kembali meracuni fikiranku.
'bagaimana kabarmu?'
'apa kesibukanmu saat ini?'
'kesulitan apa yang kamu dapatkan?'
'bisakah aku membantumu?'
'mengapa bisa terjadi?'
sebenarnya begitu banyak tragedi setelah kamu pergi dari hidupku saat itu. tapi,enggan ku ceritakan. aku yakin, kamu akan merasa bahwa kamulah laki-laki terbaik dalam menyakiti hatiku.
'aku tak akan pernah lagi untuk menceritakan sekecilpun hal yang terjadi dalam hidupku'. mantra itu ku ucapkan setiap saat dikala fungsi otakku sedang memunculkan kamu dalam fikiranku. tapi, entah sihir apa yang kamu punya, kamu mampu mengalahkan mantraku. dan akhirnya semua cerita yang tidak ingin kuceritakan padamu kuceritakan semua.
harusnya tak ku beri semestaku kepadamu [lagi]. harusnya tak kubiarkan kamu membuka kembali lembar lembar kenangan yang sudah usai. yahh, harusnya ku selesaikan.
tapi, keadaanya aku hanya mampu memangkas perasaan ini. bukan membabat habis perasaan ini. sehingga sewaktu waktu perasaan itu bisa kembali tumbuh. seperti saat ini, perasaanku tumbuh begitu saja hanya karena sebuah pertanyaan yang keluar dari mulutmu.
pernahkah kamu merasa bersalah? ahh tidak mungkin. yang kamu tahu hanyalah bagaimana cara mempermainkan perasaanku seperti saat ini.
aku harus apa? kini seisi ruang hatiku penuh dengan kamu. aku gagal menata semestaku lagi. dan aku kembali jatuh hati.
bolehkah aku mencintai kamu, lagi?
Komentar
Posting Komentar