Kenapa Aku Harus Merasa kehilangan?



Kamu sudah baik-baik saja dengan duniamu tanpaku.



Aku selalu mengambil hikmah dari segala kejadian yang aku alami termasuk kehilangan kamu. tuhan tahu, mana yang terbaik untukku. Meskipun melepaskan kamu adalah hal yang sedikit sulit untukku lakukan. Sebab, aku sudah memberikan sedikit ruang di hatiku untuk kamu tempati.

Tidak apa-apa. kata itu  menjadi mantra yang sering aku ucapkan pada diriku sendiri.Sebab tidak ada oranglain yang mengerti perasaaku kecuali diriku sendiri. Aku ingin baik-baik saja setelah perpisahan ini. namun, harapan selalu membuat sesak di dadaku selalu muncul.

Ada harapan yang ku sematkan dalam doaku. Dulu, sebelum kamu pergi aku selalu meminta agar perpisahan denganmu tidak terjadi. Sebab, aku tidak ingin patah untuk kesekian kalinya.

Lalu kini aku mulai merasa kehilangan, sebab tanpamu aku kehilangan pendengar yang baik. Aku perempuan yang suka mengeluh dengan keadaan, dan kamu selalu menjadi penguat dalam setiap kelemahan-kelemahan yang aku miliki. Lalu selanjutnya, bagaimana aku tanpamu?

Kini kamu sudah baik-baik saja. Bahkan aku melihat garis senyummu setelah perpisahan yang kita sepakati dulu. Aku ingin seperti itu.

Aku ingin setelah berpisah denganmu, aku bisa berdamai dengan hatiku. Menghindari perasaan dendam akibat perpisahan ini. meskipun semua hal kita akhiri dengan baik, tidak menutup kemungkinan, aku pernah tidak rela dengan perpisahan yang telah kita sepakati.

Bagiku, kembali jatuh cinta bukan hal yang mudah. Butuh kepercayaan baru sebelum menempatkan lagi cinta yang baru dalam hatiku.

Bagaimana bisa aku menyembuhkan luka ini dengan cepat? Sementara untuk jatuh cinta yang sebagian manusia katakana adalah hal yang mudah tapi sulit bagiku umtuk menempatkannya dalam hati.

Setelah aku kehilangan kamu, sedikit sulit untuk melupakan rutinitas yang sering kita lakukan. Tapi, aku tidak bisa terus menerus hidup pada memori yang sudah tidak bisa di mainkan lagi. Sudah tidak ada pemeran yang bermain di dalamnya. Aku hanya perlu membiasakan rutinitasku yang dulu selalu bersamamu menjadi tanpamu.

Tidak ada yang mudah perihal melupakan. Meskipun menurutmu mudah sebab kini kamu sudah baik-baik saja setelah perpisahan ini, tidak apa. memaksakan hal untuk lepas hanya akan membuat luka baru.

Aku ingin melupakanmu dengan mudah dan menyimpan segala kenangan baik bersamamu. Tidak ada luka atau dendam yang masih tertanam dalam hati.

Tapi, membencimu sesekali, bukankah hal yang manusiawi? Sesaat aku pernah membencimu sebab kamu meminta perpisahan meskipun dengan baik-baik.

Aku pernah sesekali membencimu, sebab kamu dengan mudahnya melupakanku dan kenangan yang pernah kita buat.

Aku pernah sesekali membencimu, sebab kamu melukai hatiku dengan perpisahan ini.

Aku pernah sesekali membencimu, sebab aku tidak bisa membuatmu menjadi seseorang yang jahat dimataku sehingga aku membencimu karena kamu menjadi seseorang yang begiitu baik padaku.

Andaikan saja Tuhan merestui takdir tidak sengaja ini. aku akan selalu bahagia menjadi pendampingmu, dimanapun kamu berada.

Sebab aku pernah mencintai kamu, aku harus merasakan kehilangan. Lalu berdusta pada semesta bahwa kini akupun telah baik-baik saja.   





Pict by unplash     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Sunset Is Beautiful, Isn't It?

Cukup Katakan Saja ...