kutukan terakhir di bulan Februari

Tanpa sadar, sebetulnya rapalan doaku sudah berhenti menyebut namamu. Aku mulai terbiasa tidak mengingatmu. Tapi jika Februari datang, semua ingatan tentangmu tiba tiba menarikku pada masa lampau. Tuhan mengutukku, ingatan itu tidak sepenuhnya hilang. Ia akan terus mengulang kejadian yang sama: ada kutukan di hari bahagiaku. Pada akhirnya, aku kembali tenggelam pada kenangan masa lalu. Karena nyatanya masih ada tanda tanya yang belum menginginkan titik. Masih ada kata yang belum sempat terucap. Lalu bagaimana kabarmu? Ku harap rapalan doaku yang selalu meminta kebahagiaan atas nama dirimu terkabul oleh semesta. Semoga kamu sudah mematahkan kutukan di bulan ini. Biar nanti aku menyusulmu untuk mematahkan kutukan itu, agar tahun ini adalah tahun terakhir aku mengingatmu sebagai seseorang yang aku pedulikan keberadaanya. Selamat menua, semoga kebahagiaan selalu menggenapi harimu. Aku melepaskan cinta sepihak ini, sungguh. Tidak akan ada lagi ...